Nilai Ekofeminisme dalam Tumpek Wariga sebagai Kearifan Lokal Bali dalam Melestarikan Alam

Jurnal Filsafat 24 (1) (2014)
  Copy   BIBTEX

Abstract

Tumpek Wariga, yang juga disebut Tumpek Bubuh, Tumpek Uduh, atau Tumpek Pengatag adalah salah satu kearifan lokal berwujud perayaan keagamaan masyarakat Hindu Bali. Upacara ini dilakukan dalam rangka pemujaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Sangkara sebagai dewa tumbuh-tumbuhan dalam kepercayaan Hindu Bali. Walaupun dalam kebudayaan Bali perempuan dan laki-laki dianggap setara dalam upaya pelestarian alam, perempuan tetap mendapatkan tugas untuk mempersiapkan prosesi upacara agama, seperti Tumpek Wariga ini. Hal ini terjadi sebab perempuan dianggap memiliki karakteristik seperti alam, mereka memiliki kedekatan dan kepekaan terhadap alam. Hal ini tentu sejalan dengan karateristik dan nilai-nilai dalam ekofeminisme yang menekankan peran perempuan dalam menjaga alam. Fokus penelitian ini menjawab persoalan tentang unsur-unsur kebudayaan dalam Tumpek Wariga, nilai-nilai ekofeminisme yang terkandung di dalamnya, serta bagaimana masyarakat Bali mempertahankannya sebagai kearifan lokal. Penelitian “Nilai-nilai Ekofeminisme dalam Perayaan Tumpek Wariga di Bali”, merupakan kajian kepustakaan. Tumpek Wariga memenuhi enam unsur kebudayaan. Di dalamnya, terdapat nilai-nilai ekofeminisme sebab perempuan diberikan keleluasaan untuk berperan sentral dalam pelaksanaan Tumpek Wariga yang bertujuan untuk menjaga kelestarian ibu bumi. Tumpek Wariga tetap dilaksanakan hingga saat ini, sebab adanya kebutuhan spiritual dan juga fisik terkait Tuhan dan alam.

Author's Profile

Ni Nyoman Oktaria Asmarani
Universitas Gadjah Mada

Analytics

Added to PP
2018-03-07

Downloads
1,916 (#4,469)

6 months
230 (#9,785)

Historical graph of downloads since first upload
This graph includes both downloads from PhilArchive and clicks on external links on PhilPapers.
How can I increase my downloads?