Abstract
Dalam tulisan Mempopulerkan Filsafat Indonesia ke Dunia (Majalah
Ilmiah Bina Widya Vol.16, No.2, Agustus 2005), penulis telah menggunakan dua
pendekatan untuk menjawab soal ‘adakah tradisi filsafat di Indonesia?’, yang
salah satunya ialah pendekatan morfologi linguistik. Sebagai suatu cabang ilmu
linguistik yang mempelajari kata-kata (words) dan bagian-bagiannya (word parts)
seperti morfem (morpheme) dan leksem (lexeme), kategori semantik dan kategori gramatikal yang dimiliki keduanya, aturan ucap dan perubahan ucap dalam kombinasi keduanya, serta hubungan antar-kata dalam kalimat, morfologi linguistik amat berguna dalam kaitannya dengan studi Filsafat Indonesia, utamanya untuk menggali khazanah kata-kata di Indonesia yang berhubungan
dengan tradisi pemikiran abstrak Filsafat, yang dengannya akan ditemukan datadata linguistik yang cukup valid, yang memungkinkan kita berasumsi dengan asumsi ilmiah yang memadai akan adanya tradisi kefilsafatan di Indonesia.