Abstract
Pekakak selama ini tinggal di gua galiannya sendiri di tepi kolam, tapi sekarang dia memutuskan bahwa dia membutuhkan rumah baru. Dia melakukan tur keliling desa untuk melihat bagaimana burung-burung lain membangun rumah mereka.
Dia mengunjungi Tuan Pipit, yang tinggal di pohon pinus yang bersiul. Bagian depan bangunannya tampak indah, dan lokasinya yang tinggi memberikan ventilasi yang baik.
Tapi, semakin lama dia menginap, dia jadi semakin pusing. Hembusan angin apa pun yang menerpa membuat seluruh struktur bangunan bergetar seolah-olah akan hancur berantakan.