Results for 'objek'

5 found
Order:
  1.  69
    Fiksionalisme Baru: Teori N Untuk Menyelesaikan Teka-teki Kepercayaan Dalam Objek Fiktif.Raisa Rahima & Rachmanda Aquila Arkhano - 2023 - Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi Dan Sosial Budaya 29 (5):123-132.
    Does Sherlock Holmes exist? Maybe we would answer, no, because Sherlock Holmes is a fictional entity. But, with the same logic, we can say that Sherlock Holmes is a detective and not a police. How do we believe and know the truth-value of Sherlock Holmes when Sherlock Holmes doesn’t exist? Fictional objects underwent a various number of puzzles in their ontological and metaphysical resolutions. Philosophers have tried to solve this puzzle by inventing various theories. This article means to explore the (...)
    Download  
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  2. Dari Realisme Saintifik ke Realisme Struktural Ontik.Moh Gema Maulana - 2021 - Cogito: Jurnal Mahasiswa Filsafat 6 (1):31-50.
    Artikel ini memaparkan serta menganjurkan peralihan dari realisme saintifik yang memiliki karakter ontologi berorientasi objek ke realisme struktural ontik yang memiliki karakter ontologi berorientasi struktur. Argumen dari kedua pandangan tersebut akan ditunjukan kelemahannya dari pandangan yang pertama dan kemudian bagaimana realisme struktural ontik dapat menghindari kelemahan tersbut. Realisme saintifik memiliki kelemahan problem referensial yang diimplikasikan oleh tesis pesimisme induksi meta dan problem penentuan teori serta metafisik yang diimplikasikan oleh ketaktertentuan teori oleh evidens dan juga ketaktertentuan metafisik dalam menentukan status (...)
    Download  
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  3. Object-Oriented Philosophy Graham Harman.Muhammad Unies Ananda Raja - 2017 - Cogito 4 (1):5-19.
    Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan asumsi dasar dari filsafat Graham Harman (1968– ) yang disebut dengan Object-Oriented Philosophy. Latar belakang pemikiran Harman adalah kritiknya terhadap tendensi filsafat barat yang cenderung menjelaskan realitas secara problematis dengan dua cara, yakni mereduksi objek ke unit terkecil (undermining) atau menolak unifikasi objek dalam satu hal (overmining). Masalah dari kecenderungan pertama adalah ketidakmampuan menjelaskan kemunculan dan ketahanan objek, sedangkan masalah kecenderungan kedua adalah ketidamampuan menjelaskan perubahan objek. Untuk mengatasi dua kecenderungan tersebut, (...)
    Download  
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  4. Ekofeminisme dalam Antroposen: Relevankah?: Kritik terhadap Gagasan Ekofeminisme.Ni Nyoman Oktaria Asmarani - 2018 - BALAIRUNG: Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Indonesia 1 (1):126-143.
    Sikap kritis terhadap krisis ekologi yang berdampak buruk pada perempuan telah dimulai oleh Francoise d’Eaubonne dalam bukunya La Feminsme au la Mort (1974). Inilah awal terminologi ekofeminisme diperkenalkan. d’Eaubonne mengungkapkan adanya keterkaitan yang erat antara penindasan terhadap perempuan dan penindasan terhadap alam yang berakar pada kultur patriarki. Dalam sistem ini, perempuan menempati konstruksi posisi yang sama dengan alam yaitu sebagai objek, bukan subjek. Ekofeminisme kemudian lahir untuk memecahkan masalah kehidupan manusia dengan alam yang berangkat dari pengalaman perempuan dan menjadikannya (...)
    Download  
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  5. Status Manusia dalam Antroposen.Rangga Kala Mahaswa - 2019 - Cogito: Jurnal Mahasiswa Filsafat 5 (2):93-108.
    Artikel ini akan membahas perdebatan dan status manusia dalam Antroposen. Antroposen secara populer dikenal sebagai bagian dari rentang skala waktu geologis ketika aktivitas manusia dianggap memiliki pengaruh secara global pada sistem geologi bumi. Akan tetapi, hanya Holosen yang masih dipertahankan secara formal hingga saat ini. Tesis Antroposen membawa pro dan kontra di antara peneliti geologi. Mereka yang mendukung Antroposen tetap bersikukuh bahwa Antroposen nyata dan perlu untuk diratifikasi. Sedangkan bagi mereka yang kontra justru menganggap, Antroposen hanya gairah spekulasi yang tidak (...)
    Download  
     
    Export citation  
     
    Bookmark