Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk melegitimasi upaya terraforming atau perekayasaan planet, oleh sebab selama ini, proyek dan upaya perealisasian terraforming selalu terbentur dengan permasalahan moral dalam wacana environmentalis. Penelitian ini bertitik tolak pada: pertama, desakan kebutuhan manusia mencari planet layak huni untuk ditinggali. Kedua, hadirnya konflik yang diprakarsai oleh para environmentalis, sehingga menyebabkan penolakan dan pertentangan terhadap terraforming dan upaya perealisasiannya. Ketiga, klaim-klaim enviromentalis yang selama ini dianggap terlalu kuat bagi pengembangan dan perealisasian terraforming. Keempat, kurangnya eksplorasi atas perspektif lain yang mampu menguatkan upaya terraforming. Biosentris–fungsional dalam perspektif etika lingkungan, merupakan hasil dari kolaborasi antara perspektif biosentris sebagai inti, antroposentris sebagai tujuan, dan zoosentris sebagai pelengkap dalam mendukung legitimasi upaya terraforming. Penelitian ini, melalui sudut pandang biosentris–fungsional, berupaya untuk mematahkan berbagai argumentasi atas penolakan yang diajukan oleh para environmentalis dan menghasilkan argumentasi yang kuat “mengapa terraforming perlu untuk diupayakan bagi kelangsungan hidup manusia”. Pada pemaparan lebih jauh, perspektif biosentris–fungsional mampu membangun dimensi moralnya sendiri dengan fondasi dan argumentasi yang kuat, sehingga memungkinkan untuk dapat dijustifikasi dengan baik. Simpulan akhir dalam penelitian ini adalah upaya terraforming dalam kerangka biosentris–fungsional, tidak bertentangan dengan moralitas, dan memiliki status yang alamiah dalam alam