Abstract
Paparan stres tidak bisa dihindari dalam kehidupan kita sehari-hari. Kebanyakan orang mungkin pernah mengalami setidaknya satu stres yang ekstrem (misalnya: situasi traumatis yang berpotensi mengancam jiwa) yang dapat menyebabkan dampak buruk yang serius pada kesehatan mental mereka [1]. Oleh karena itu, resiliensi menjadi isu penelitian yang penting di kalangan peneliti di bidang ilmu kedokteran, kesehatan mental, dan ilmu pengetahuan secara umum untuk dapat membantu orang lain dalam meningkatkan kemampuan untuk menahan stres.
Salah satu langkah terpenting untuk dapat meneliti resiliensi secara efektif adalah dengan memberikan definisi yang tepat. Dalam rapat pleno tahunan ke-29, para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang tergabung dalam International Society for Traumatic
Stress membahas secara tuntas mengenai pengertian resiliensi, termasuk juga ketua rapat (Steven Southwick) dan panelis (George Bonanno, Ann Masten, Catherine Panter-Brick, dan Rachel Yehuda). Rapat pleno tersebut diselenggarakan di Philadelphia, Pennsylvania, pada bulan November 2013 [2].